Propolis merupakan antibiotik alami yang telah terbukti dapat melawan berbagai penyakit tanpa efek samping, menurut penelitian ahli
sarang lebah jauh lebih steril dari ruang operasi rumah sakit


Dalam Al'quran surat An Nahl ayat 68-69 "......akan keluar dari perut lebah beraneka warnanya,
padanya ada obat bagi manusia....."

Dalam kitab suci agama lainpun mencantumkan kalimat tentang manfaat lebah

Terdaftar di Badan POM RI dan
(SIUPL) dari Kementerian Perdagangan RI.

Apa Yang Menyebabkan Kita Mudah Sakit?


Setiap hari kita dihadapkan dengan: polusi, radiasi, jutaan virus, bakteri, jamur serta racun lainnya yang siap menyerang kita dan menimbulkan beragam-ragam penyakit. Menjaga kekebalan tubuh merupakan suatu pertahanan terbaik. Sistem kekebalan tubuh adalah merupakan suatu system yang terdiri dari sel-sel darah dan kelenjar complex, untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit yang dengan nyamannya tinggal dan berkembang biak di dalam tubuh kita. Seringkali kita sangat menyepelekan factor-faktor penyakit tersebut dan baru menyadari setelah kita terserang penyakit, dan kadang tindakan pencegahan sudah terlambat.
Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi daya tahan tubuh kita menurun dan sangat rentan terhadap berbagai serangan penyakit adalah:
  • Pola hidup yang tidak benar istirahat tidak cukup dan olah raga yang tidak teratur
  • Pola makan yang tidak sehat, makanan cepat saji yang tidak mencukupi nutrisi yang kita butuhkan
  • Lingkungan yang tidak sehat polusi dan radiasi
Untuk menjawab itu kini banyak hadir beberapa produk alami tanpa efek samping dan tidak mengandung racun, salah satunya adalah produk propolis yang berasal dari liur lebah, aman digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit baik luka dalam dan luar tubuh serta dapat sebagai obat P3K bagi keluarga dirumah.

Apa Itu Propolis

PROPOLIS berasal dari bahasa Yunani : PRO = Sebelum, POLIS = Kota yang berarti pertahanan kota atau kita sebut sebagai sistem pertahanan.

Propolis dikumpulkan oleh lebah dari tumbuh-tumbuhan atau pucuk muda dan kulit pohon , terutama pohon poplar serta dicampur dengan air liurnya yang digunakan untuk menambal lubang dalam sarang lebah yang melindungi lebah dari berbagai serangan bakteri, jamur dan virus.

Proses Propolis
Lebah dipelihara didalam kotak (sarang) lalu dikikis, kemudian propolis lebah menggunakan alat khas atau kertas khusus yang dipanaskan hingga 60-70 derajat celcius untuk mencairkannya lalu menyaring lilin lebah dan kotoran lain sebelum menjadi water base. Melia propolis dari Brazil yang memiliki sumber "flavonoid" paling kaya didunia.
Propolis mengandung zat yang dapat menetralkan racun yang terakumulasi di dalam tubuh dan mengandung zat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yaitu : bioflavonoid. Biovlavonoid juga bekerja sebagai antibiotik alami yang dapat menghancurkan bakteri, jamur dan membersihkan virus dari dalam tubuh dan kandungan bioflavonoid dalam 1 tetes propolis setara dengan 500 buah jeruk.Tahapan berikutnya adalah perbaikan sel pada jaringan atau organ yang rusak, karena propolis dapat memperkuat dan mempercepat regenerasi sel.




Propolis VS Obat Syntetic

Ketika seseorang sakit dan pergi ke dokter, contohnya adalah sakit demam maka yang biasa diberikan dokter antara lain :
  • Obat penurun demam
  • Obat penyembuh sakit yang diderita
  • Antibiotik syntetic
  • Vitamin dan obat yang lain
Didalam propolis sudah terdapat vitamin, asam amino, antibiotik alami, penetral racun dan zat yang lain seperti zat dapat menurunkan demam dan sebagainya. Propolis juga dapat diminum bersamaan dengan obat dokter :

Melia Propolis
  • Penetral racun
  • Tanpa Dosis
  • Antibiotic alami
  • Tanpa efek samping
  • Multiguna
Obat Syntetic
  • Mengandung racun
  • Dengan Dosis
  • Tanpa antibiotik/antibiotic syntetic
  • Mengakibatkan efek samping
  • Spesifik pada penyakit tertentu
"Dan Tuhan-Mu mewahyukan kepada lebah buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu dan ditempat-tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhan-Mu yang telah dimudahkan (bagimu),
"Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang dapat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkannya" (QS. An-Nahl 68-69)".


Tanpa Efek Samping

Propolis adalah 100% zat alami yang didalamnya terdapat antibiotik alami bebas racun yang efektif untuk melawan bakteri, jamur dan virus tanpa efek samping. Namun dalam penggunaannya Propolis kadang bisa menimbulkan tindak balas. Tindak balas adalah pengaruh positif yang disebabkan karena ada aksi-aksi didalam tubuh yang menandakan propolis sedang bekerja. Tindak balas bersifat sementara dan biasanya masih berhubungan dengan jenis penyakit yang diderita. Oleh karena itu pergunakan dosis yang terendah.
Lain halnya dengan zat yang terkandung didalam obat syntetic (buatan) yaitu yang terstruktur kimianya dibuat mirip dengan zat alami aslinya. Obat syntetic ini dapat diproduksi dalam jumlah banyak sehingga harganya murah, namun obat syntetic dapat mengakibatkan efek samping. Efek samping adalah pengaruh negatif yang bersifat sementara atau permanen dan biasanya tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita.


Propolis Gagalkan Amputasi

Mengunjungi kerabat dekat pada pertengahan 2006 berakibat fatal bagi Yatinah. Dengan Kadar gula darah 423 mg/l kakinya tak merasakan kap mesin angkutan kota yang panas. Sesampai di rumah punggung kaki melepuh.
Luka melepuh itu kemudian membengkak berisi cairan. Karena bengkak kian membesar, perempuan berusia 61 tahun itu lantas dibawa ke rumahsakit di Bekasi. Dokter menyayat dan mengeluarkan cairan lalu menjahitnya. Luka sayatan itulah awal derita. Penyakit gula membuat luka tak kunjung menutup. Dalam 3 bulan, luka itu semakin lebar dan dalam.
Meski setiap hari dicuci dengan air hangat dan dikompres, luka tak juga mengecil. Di bulan kelima, lukanya malah mulai bernanah dan menguarkan bau tak sedap. Puncaknya pada awal 2007 luka tembus sampai telapak kaki dan menjadi ganren. Ia pun tak lagi mampu berdiri, apalagi berjalan. Mobilitas perempuan 9 anak itu bergantung pada kursi roda.
Yatinah kerap bolak-balik ke klinik dan rumahsakit untuk memeriksakan lukanya. Perempuan yang hidupnya hanya mengandalkan warung makanan kecil di depan rumah itu mesti merogoh kocek Rp250.000—Rp500.000 setiap periksa. Meski demikian, ganren terus menjalar sampai kulit di sekitarnya lebam menghitam. Maret 2007, lebam kehitaman itu menjalar mendekati pergelangan kaki. “Jika sudah sampai pergelangan kaki harus di amputasi,” kata Yatinah menirukan ucapan dokter. Ia pun hanya bisa pasrah sambil terus mengkonsumsi obat dari dokter.

Sembuh
Pada April 2007, seorang tetangga datang berkunjung dan menyarankan mengkonsumsi propolis. Yatinah menurut walau ragu. “Dokter di klinik dan rumahsakit dengan obat buatan pabrik terkenal saja tidak bisa menyembuhkan, apalagi suplemen biasa,” katanya. Selama 3 hari ia mengkonsumsi kapsul berisi 500 mg propolis pada pagi, siang, dan malam sebelum tidur. Menurut Yatinah, konsumsi awal rendah itu untuk memberi kesempatan tubuh beradaptasi.
Setelah 3 hari konsumsi, Yatinah merasakan tidak ada reaksi penolakan dari tubuh dan baunya berkurang. Saat itulah ia merasakan lukanya berdenyut, pertanda saraf perasa kembali aktif. Konsumsi pun ditingkatkan menjadi 3 kapsul setiap minum dengan frekuensi tetap. Dua minggu mengkonsumsi, nanah berhenti keluar. Bau tidak sedap pun tidak lagi tercium. Luka di telapak mulai mengering, sedangkan luka di punggung kaki menyempit. Lebam kehitaman di sekitar luka memudar.
Saat itu konsumsi propolis masih dibarengi obat kimia. Setelah obat dokter habis, Yatinah melanjutkan pengobatan hanya dengan propolis. Sebulan setelah konsumsi, giliran luka di punggung kaki mengering bersamaan menutupnya luka di telapak. Dua bulan mengkonsumsi, nenek 17 cucu itu bisa lepas dari kursi roda. Ia kembali bisa berjalan meski agak tertatih. Tak sampai 3 bulan mengkonsumsi, luka mengerikan itu sudah lenyap.
Bukan cuma mengkonsumsi propolis secara oral, Yatinah juga menggunakan salep untuk obat luar. Ia mengoleskan salep mengandung propolis dan lidah buaya pada ganren di kakinya. Sebelumnya luka dicuci 2—3 kali dengan cairan infus. Cairan infus dipilih lantaran steril. Setelah dibilas dengan cairan madu, barulah salep dioleskan. Cairan madu menggantikan alkohol yang meskipun ampuh mengeringkan luka tapi sakitnya tidak tertahankan.

Dalam dan luar
Menurut dr Hafuan Lutfie, dokter yang meresepkan propolis sejak 2002, propolis bisa bekerja di dalam dan di luar tubuh. Jika dikonsumsi oral, propolis memperbaiki fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah. “Tapi dengan catatan kelenjar pankreas masih berfungsi dan belum rusak total,” katanya. Selain membantu penyembuhan, propolis juga memberi nutrisi sehingga sel bisa beregenerasi. Fungsi itulah yang tidak bisa digantikan obat-obatan medis.
Jika digunakan di luar tubuh, misalnya dioleskan sebagai salep, propolis bisa menyembuhkan ganren dan menghilangkan nanah serta bau. Pasalnya, lem lebah itu bersifat antibakteri. Menurut Hafuan, nanah dan bau adalah sisa pertempuran antara sel darah putih dan bakteri patogen dari udara. Jika bakteri sudah dikalahkan oleh propolis, tidak ada lagi nanah penyebab bau yang terbentuk. Sifat lain propolis dan produk perlebahan lain secara umum adalah membantu pengeringan sehingga tidak dihinggapi bakteri patogen.
Daya menyembuhkan propolis tergantung kepada kadar yang dikonsumsi. Semakin tinggi kadar, semakin ampuh daya menyembuhkannya. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi—misal melebihi 60%—zat itu tidak bisa tercerna tubuh lantaran sifatnya yang liat dan keras. Sebagai produk nonkimiawi, propolis aman dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa efek samping. Toh, Hafuan mengingatkan, selain asupan propolis, penderita diabetes tetap harus menjaga pola makan dan menghindari konsumsi tinggi glukosa serta karbohidrat.

Antibakteri
Propolis ampuh memberangus diabetes melitus dan efek sampingnya lantaran kandungan CAPE alias asam kafeat fenetil ester. Penelitian Fuliang dari Universitas Zhejiang, Hangzhou, China, dan Hepburn dari Universitas Rhodes, Grahamstown, Afrika Selatan, membuktikan ekstrak propolis menurunkan kadar glukosa, fruktosamin, malonaldehida, oksida nitrat, oksida nitrat sintetase, trigliserida, sampai kolesterol total dalam darah. Sementara hasil pengujian Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPT) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menemukan propolis kaya alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, tanin, dan kuersetin, yang semuanya bersifat antioksidan.
Menurut dr Robert Hatibie, dokter yang meresepkan propolis dan produk lebah, propolis menstimulasi sistem imun sehingga tubuh mampu melawan infeksi bakteri patogen. Menurut Prof Dr Ir Mappatoba Sila, peneliti lebah di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, propolis dibentuk lebah untuk melindungi larva yang baru menetas dari infeksi cendawan dan bakteri. Jadi, “Secara natural memang sudah bersifat antibakteri,” katanya.
Pendapat Robert dan Mappatoba diperkuat Dr dr Eko Budi Koendhori MKes dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Penelitiannya pada 2007 membuktikan propolis mampu membunuh 26 isolat bakteri Staphylococcus aureus penyebab infeksi pada kulit dan saluran pernapasan serta Escherichia coli penginfeksi saluran pencernaan. Propolis dosis 10% dan 20% mampu membunuh seluruh sampel kedua jenis bakteri. Bagi Yatinah, apa pun penjelasannya, yang penting ia lolos dari amputasi dan bisa berjalan kembali. (A. Arie Raharjo/Peliput: Tri Susanti)

Propolis antibakteri dan menurunkan kadar gula darah
Jeanny Komar, peternak lebah yang memanen propolis
Yatinah, batal amputasi berkat propolis

sumber Trubus online, Senin, Februari 01, 2010


Obat Kanker Persembahan Lebah

Peluang untuk sembuh hanya 1%, kata dokter yang memeriksa Evie Sri. Sri mengidap kanker payudara stadium III. Celakanya sel kanker mengalami metastasis ke lever. Rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum, kata Sri. Namun, sebelas bulan kemudian Evie Sri masih bugar. Dokter yang memeriksa Sri terperangah, proses pengecilan sel kanker begitu cepat.

Evie Sri masih ingat ketika tangannya meraba sebuah benjolan di payudara kanan. Itu pada Februari 2008. Perempuan 50 tahun itu tak hirau lantaran benjolan tak menimbulkan sakit. Rasa sakit bagai ditusuk-tusuk jarum itu baru ia rasakan pada April 2008 sehingga ia bergegas ke rumahsakit. Saat itulah dokter mendiagnosis Evie Sri mengidap kanker payudara stadium III. Untuk mengatasi penyakit ganas itu, doker menyarankan biopsi dan 8 kali kemoterapi.
Biaya sekali biopsi Rp. 3,5-juta, kemoterapi, Rp. 6-juta. Artinya Sri mesti menyediakan dana Rp50-juta. Padahal, di tabungan cuma tersisa Rp7,5-juta. Itu yang membuat Evie Sri dan suami bimbang. Sri melakukan tes kadar CA15-3-untuk mengetahui antigen tumor payudara di darah, sekali lagi di sebuah laboratorium. Namun, hasilnya sama, kadar CA mencapai 172,95 µ/ml, kadar normal maksimal 30 µ/ml.

Hasil uji itu membuat mental Sri melorot. Sepekan lamanya ia menangis. Toh, akhirnya kepala sekolah dasar itu tak punya banyak pilihan. Ia menjalani 8 kemoterapi dengan interval 21 hari mulai Mei 2008. Setiap menyisir, ia melihat helaian rambut menempel di sisir. Itu salah satu efek kemoterapi, selain hilangnya nafsu makan sehingga badan kurus. Setelah 4 kali kemoterapi, dokter menyatakan bahwa kanker di lever Sri sembuh.
Muncul lagi Setelah kemoterapi ke-8 pada September 2008, dokter menyarankan operasi pengangkatan payudara. Sri bergeming karena harus terbang ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Sri kaget karena benjolan di payudara kian hari kian membesar dan mengeluarkan cairan kuning, rasanya seperti disilet dan ditusuk kawat besar,' kata Sri.
Operasi pengangkatan akhirnya batal karena sel kanker membesar. Dokter menyarankan kemoterapi lanjutan. Menurut Dr Henry Naland Sp.B Onkologi, hampir semua manusia mempunyai onkogen alias gen pembawa kanker di kromosom sel. Dengan bantuan zat penyebab kanker alias karsinogen, sel normal berubah menjadi sel ganas. Namun, sistem kekebalan tubuh yang baik bisa menghambat timbulnya kanker, kata Henry.
Menurut Henry ada beberapa faktor yang bisa menimbulkan kanker, termasuk kanker payudara. Makanan berlemak dan kurang serat salah satu pemicu kanker. Tak hanya itu, keletihan, merokok, stres, pencemaran lingkungan, dan faktor genetika pun turut berperan dalam timbulnya kanker.

Pada Januari 2009, Sri mengkonsumsi campuran propolis, madu, dan royal jeli yang sudah diolah dalam bentuk sirup. Sri mengkonsumsi 3 kali sehari masing-masing sesendok makan. Efek yang ia rasakan, tubuh merasa nyaman, rasa nyeri seperti tusukan kawat dan teriris silet hilang.
Hal penting lain, benjolan di payudara mengecil dari 4 cm menjadi 0,5 cm. Ketika memeriksakan diri, dokter sampai terheran-heran melihat perkembangan sel kanker yang mengecil.
Sitotoksik Propolis ampuh mengendalikan sel kanker payudara, Propolis bermakna pelindung sarang lebah dari ancaman pihak luar. Ia bersifat desinfektan untuk mensterilkan lebah yang masuk sarang. Lebah rentan serangan virus dan bakteri. Propolis biasanya bersumber dari resin atau getah tanaman, kemudian dicampur dengan lilin dan direkat dengan air liur lebah.

Propolis yang dikonsumsi Evie Sri diuji oleh Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasilnya, propolis kaya akan kandungan alkaloid, flavonoid sebagai antioksidan, polifenol, saponin, tanin dan quercetin. Menurut Costas Koumenis, asisten profesor di Pusat Kesehatan Baptis Universitas Wake Forest, Amerika Serikat, propolis pun kaya kandungan CEPA Caffeic Acid Phenetyl Eester. CEPA bersifat antiperadangan dan berfungsi melindungi kerusakan sel hati akibat pemberian obat-obatan kemoterapi.
Khasiat propolis sebagai pembunuh sel kanker dibuktikan oleh Tri Yuliati SKM dari LPPT UGM. Ia menguji keampuhan propolis untuk menguji sel HeLa dan sel SiHa (kanker rahim), sel T47D (kanker payudara), serta MCF7 (kanker payudara). Hasilnya, propolis mempunyai nilai LC50 15,625-62,5 g/ml. LC50 adalah konsentrasi yang menyebabkan kematian sel kanker sebesar 50%.

Hasil serupa dibuktikan oleh Dr drh Pudji Astuti MP dan drh Sitarina Widyarini, MP, PhD dari LPPT UGM. Caranya, 40 tikus betina galur Sprague dawley umur 5 minggu dibagi ke dalam tiga kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok berjumlah 10 ekor.
Kelompok 1 diinduksi dengan DMBA dimetilbenz(a)ntrasen yang bersifat karsinogenik. Dalam kelenjar susu, DMBA ini akan diubah menjadi epoksida, suatu metabolik aktif perusak molekul DNA. Itu, suatu kondisi penyebab timbulnya kanker payudara. DMBA dilarutkan terlebih dahulu dalam minyak jagung dan diinduksikan dengan dosis 20 mg/kg bobot tubuh.
Kelompok II sepekan sebelum pemaparan DMBA, diberi propolis berdosis 2,5 ml/kg bb sebanyak 2 kali sehari. Tikus dalam kelompok ketiga diinduksi DMBA berdosis 20 mg/kg bb. Sepekan sebelum perlakuan tikus diberi minyak jagung yang diinduksi DMBA dengan dosis dan frekuensi yang sama dengan kelompok 2. Pemberian minyak jagung dan propolis dengan dosis yang sama tetap dilajutkan selama proses pemberian DMBA.

Hasilnya: ketika diukur sebulan kemudian pada kelompok I perkembangan nodul alias benjolan pada tikus semakin membesar, mencapai 87,5% dari 8 tikus yang tersisa. Bandingkan dengan kelompok 2 dan 3 yang memberikan hasil nodul semakin mengecil masing-masing mencapai 69,23% dan 66,66% dari hewan uji. Penelitian itu pun membuktikan terjadi pengecilan nodul dari diameter 1,8 cm menjadi 0,6 cm setelah 1 bulan pemberian propolis. Hasil itu persis yang dialami Evie Sri. (Faiz Yajri/Peliput: Rosy Nur Apriyanti)

sumber tulisan http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=4&artid=1778 (khasiat propolis secara umum)